NAMA           : CHRONIKA SIMATUPANG
KELAS          : TELKOMIL D4#4
NOSIS          : 20190421-E

PERCOBAAN 13


MEMBUAT RANGKAIAN COUNT UP BCD TO SEVEN




 SEGMEN

1.            Tujuan : Agar Bamasis mampu membuat rangkaian BCD TO SEVENT SEGMEN.

2.            Alat dan Bahan:

a.    16 IC 4026.
b.    IC 555.
c.    VR.
d.    Seven segment.
e.    Live Wire.

3.            Teori.
a.            Pengertian dan Gambar tentang IC 4026.


Struktur dan Fungsi IC CD4026



 

4026 IC adalah 16-pin CMOS tujuh-segmen kontra dari seri 4000. Ini jumlah jam pulsa dan mengembalikan output dalam bentuk yang dapat ditampilkan pada layar tujuh-segmen . Hal ini untuk menghindari menggunakan kode-biner desimal ke tujuh-segmen decoder, tetapi hanya dapat digunakan untuk menampilkan (desimal) 0-9 digit. 




  • Fungsi masing-masing pin IC CD 4026


PIN
Tujuan
1
Cl oc k di
2
C mengunci i nhibit - ketika rendah, jam pulsa kenaikan tujuh segmen-
3
D e nable isplay - output chip untuk segmen tujuh saat ini adalah tinggi (yaitu ketika itu rendah, segmen tujuh adalah off) - berguna untuk menghemat baterai, misalnya
4
D e nable o isplay ut - untuk 4026s chaining
5
Arry o C keluaran ut - Apakah tinggi ketika mengubah 9-0. Ini memberikan output di 1 / 10 dari frekuensi clock, untuk mendorong masukan clock 4026 lain untuk menyediakan multi-digit menghitung.
6
Output untuk masukan F segmen tujuh yang
7
Output untuk masukan G segmen tujuh yang
8
Sambungan ke 0 V rel
9
Output untuk input D segmen tujuh yang
10
Output untuk segmen tujuh di masukan A
11
Output untuk masukan E segmen tujuh yang
12
Output untuk input B segmen tujuh yang
13
Output untuk masukan C-tujuh segmen yang
14
U ngated C - s egment - output untuk input C tujuh segmen-itu yang tidak terpengaruh oleh input DE. Output ini tinggi kecuali dihitung-2, ketika ia pergi rendah.
15
R e s e t - reset semua keluaran ke rendah ketika diambil tinggi
16
Sambungan ke +9 V rel

Output yang diberikan oleh IC CD4026 saat diberikan pulsa clock:

Bottom of Form

Bottom of Form


b.            IC 555 sebagai astabil multivibrator.
Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup sederhana, karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain  khusus untuk keperluan pembangkit pulsa pada multivibrator dan timer. Tank circuit yang digunakan untuk membuat multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor (R) dan kapasitor (C). Rangkaian dasar multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC 555 dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut. Rangkaian Astable Multivibrator IC 555.


Pada rangkaian tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor, sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA dihubungkan antara +VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara pin 7 dengan terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan ground. Triger (pin 2) dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu. Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan RB . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.
Bentuk Output Astabil Multivibrator IC 555.


Ketika tegangan pada kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC, ini akan memberikan energi ke komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6 masih terhubung bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada input set dari flip-flop dan memberikan output negatif. Output (pin 3) akan berubah ke harga +VCC dan terjadi proses pengosongan melalui (pin7). Kemudian C mulai terisi lagi ke harga VCC melalui RA dan RB. Kapasitor C akan terisi dengan harga berkisar antara sepertiga dan dua pertiga VCC. Frekuensi output astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1/T . Ini menunjukkan sebagai total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor C. Waktu pengisian ditunjukkan oleh jarak t1 dan t3. Waktu pengosongan diberikan oleh t2 dan t4. Frekuensi kerja astabil multivibrator dengan IC 555 diatas dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :

Nilai resistansi RA dan RB sangat penting untuk pengoperasian astable multivibrator. Jika RB lebih dari setengah harga RA, rangkaian tidak akan berosilasi. Harga ini menghalangi sinyal triger turun dari harga dua pertiga VCC ke sepertigaVCC. Ini berarti IC tidak mampu untuk memicu kembali secara mandiri atau tidak siap untuk operasi berikutnya.


c.            Seven segment.

Pengertian Seven Segment Display (Layar Tujuh Segmen)
















Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).

LED 7 Segmen (Seven Segment LED)

Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya.  LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.

LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED.  Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Katoda

LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Anoda
Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :Blok Diagram Seven Segment Display
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”.   Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display

ANGKA
h
g
f
e
d
c
b
a
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
1
0
1
1
0
1
1
3
0
1
0
0
1
1
1
1
4
0
1
1
0
0
1
1
0
5
0
1
1
0
1
1
0
1
6
0
1
1
1
1
1
0
1
7
0
0
0
0
0
1
1
1
8
0
1
1
1
1
1
1
1
9
0
1
1
0
1
1
1
1
Catatan :
1 = ON (High)
0 = OFF (Low)


4.            Langkah percobaan.

-          Siapkan 7 segment.
-          Buatkan rangkaian live wire.

a.    Percobaan 13 A1.


1.    Percobaan pertama.

2.    Percobaan Kedua.

b.    Percobaan 13 A2.


1.    Percobaan Pertama.


2.    Percobaan Kedua.


c.    Buat table jika VR di putar.
     
  NO
    PRESENTASE VR
KETERANGAN
0%
l     Lampu segment akan menyala bergantian sangat cepat
10%
      Lampu segment menyala bergantian cepat
20%
      Lampu segment menyala bergantian cepat, kecepatan mulai berkurang.
30%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 20%
40%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 30%
50%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 40%
60%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 50%
70%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 60%
80%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 70%
90%
      Lampu segment menyala bergantian mulai lambat dari persentasi 80%

100%
  Menyala bergantian sangat lambat dibandingkan dari presentase sebelumnya
























1.    Percobaan 3b VR 0%.

2.    Percobaan 3b VR 10%.
     

3.    Percobaan 3b VR 20%.
               
4.    Percobaan 3b VR 30%.
               
5.    Percobaan 3b VR 40%.
              
6.    Percobaan 3b VR 50%.
     
              
7.    Percobaan 3b VR 60%.
               
8.    Percobaan 3b VR 70%.
               
9.    Percobaan 3b VR 80%.
   
                 
            10. Percobaan 3b VR 90%.
               
11. Percobaan 3b VR 100%.
               

5.            Analisa:

  1. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 20% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 10%. 
  2. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 30% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 20%.
  3. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 40% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 30%.
  4. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 50% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 40%.
  5. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 60% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 50%.
  6. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 70% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 60%.
  7. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 80% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 70%.
  8. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 90% maka penghitung akan menyala mulai lambat disbanding persentasi 80%.
  9. Ketika pada percobaan 13 b BCD ke seven segmen jika VR di putar 100% maka penghitung akan menyala sangat lambat disbanding yang lainya.

        
     


6.            Kesimpulan:
  1. Pada hasil percobaan 3a rangkaian diatas pengaruh tombol ON/OFF ( switch ) sangat berpengaruh pada penghitung akan menyala dalam pergantian bentuk angka tersebut, tanpa tombol ON/OFF ( switch ) penghitung akan menyala tetapi lampu akan tetap ( tidak berubah ).
  2. Pada hasil percobaan 3b rangkaian diatas dapat disimpulkan tinggi rendahnya potensio saat dinaikkan mulai dari 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% membuktikan bahwa kecepatan menyala penghitung seven segment ketika semakin sedikit VR di beri kadar maka semakin cepat pula penghitung akan menyala dalam pergantian bentuk angka tersebut.